Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 31 Juli 2011

Hujan Meteor Perseid di Awal Agustus 2011


Jika di akhir bulan Juli lalu, kita ditemani oleh puncak hujan meteor Delta Aquarid, maka di awal Agustus, para pengamat langit akan kembali diajak untuk menikmati hujan meteor Perseid.

Hujan meteor yang dimulai semenjak tanggal 23 Juli sampai dengan 22 Agustus ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 12 – 13 Agustus. Untuk pengamat di Indonesia, puncak hujan meteor Perseid akan terjadi pada kisaran jam 01.00 wib – 14.00 wib pada tanggal 13 Agustus dengan rata rata meteor 60 meteor per jam.

Nah untuk mengamati hujan meteor ini, arahkan pandangan ke Timur Laut dan temukan rasi Perseus yang baru terbit pada pukul sekitar 00.30 dini hari. Mulailah mengamat pada pukul sekitar 02.00 wib ketika rasi Perseus sudah mulai menanjak dari horison. Hujan meteor Perseid akan tampak muncul dari konstelasi Perseus.

Hujan meteor Perseid memang memberi kejutan selama 2 dekade terakhir bagi para pengamat langit. Bagaimana tidak, ia pernah mempertontonkan 400 lebih meteor per jam saat Bumi melintasi area dengan aliran debu yang padat. Dan di tahun ini, simulasi yang dilakukan Mikhail Maslov and Jeremie Vaubaillon menunjukan kalau aktivitas Perseid masih tidak terpengaruh oleh gangguan dari Saturnus.

Tahun ini, hujan meteor yang akan dilihat memang tidak akan sebanyak tahun 2009 namun setidaknya masih bisa menikmati sekitar 60-80 meteor per jam karena Bumi akan melewati area debu komet yang sangat padat.

- Aldebian
read more...

Selasa, 03 Mei 2011

Hujan Meteor Eta Aquarids 2011


Hujan Meteor Eta Aquarids, merupakan satu dari dua hujan meteor yang diketahui berulang setiap tahunnya sebagai akibat dari perjalanan Bumi yang melintasi debu Komet Halley. Hujan meteor lainnya yang juga terjadi ketika Bumi melintasi komet Halley adalah hujan meteor Orionids yang terjadi di bulan Oktober.

Hujan meteor Eta Aquarids berlangsung dari tanggal 19 April – 28 Mei dan akan tampak muncul dari arah bintang Eta Aquarids di rasi Aquarius. Hujan meteor Eta Aquarids bisa dinikmati oleh masyarakat di Indonesia menjelang fajar karena radian meteor tersebut baru terbit jam 1.30 wib dini hari. Jadi pengamat berkesempatan untuk menikmati Eta Aquarids sebelum fajar menyinsing.

Eta Aquarids akan mencapai puncaknya pada tanggal 6 Mei jam 13 UT atau jam 23.00 wib, artinya pengamat di Indonesia tidak bisa menikmati Hujan Meteor Eta Aquarids tepat di jam ia mencapai puncaknya. Pengamat baru bisa melihat Eta Aquarids sekitar 2 jam kemudian ketika ia terbit atau harus menunggu 1 – 2 jam lagi agar radian hujan meteor ini sudah berada di atas horison 15º – 30º. Pada malam puncak, hujan meteor Eta Aquarids diperkirakan akan mencapai laju dengan kisaran 70 meteor per jam ( berkisar antara 40 – 85 meteor per jam).

Tempat terbaik untuk bisa menikmati hujan meteor Eta Aquarids adalah lokasi yang terbuka di horison khususnya di arah timur. Selain itu juga lokasi tersebut haruslah gelap dan tidak ada polusi cahaya. Pada malam puncak hujan meteor Aquarids, bulan sedang berada pada fase bulan baru sehingga tidak ada gangguan cahaya Bulan. Jika anda tertarik untuk menikmati hujan meteor Eta Aquarids, silahkan arahkan pandangan anda ke arah timur saat jelang fajar jika cuaca cerah.

langitselatan
read more...

Rabu, 13 April 2011

Fakta Penting Tentang Bulan !


Usia bulan lebih tua dari yang diperkirakan, bahkan diperkirakan lebih tua daripada bulan dan matahari itu sendiri! Umur Bumi paling tua yang bisa diperkirakan adalah 4.6 Milyar tahun. Sementara itu batuan Bulan malah sudah berumur 5.3 Milyar tahun. Bulan lebih tua 1 milyar tahun ketimbang Bumi!

Lebih keras diatas:
Normalnya sebuah planet akan keras di dalam dan makin lama makin lembut diatas, seperti bumi kita. Tidak demikian hal nya dengan bulan. Bagian dalam bulan seperti berongga, sementara bagian atasnya keras sekeras Titanium. Hal ini lah yang menyebabkan bahwa bulan bagaimanapun juga sangat kuat dan tahan serangan. Kawah terbesar di Bulan berdiameter 300KM, dengan kedalaman hanya 6.4KM. Sementara itu, menurut hitungan ilmuwan, jika batuan yang menubruk bulan tadi, menubruk Bumi, maka akan terbentuk lubang paling tidak sedalam 1.200KM!

Bulan yang berongga juga dibuktikan saat kru Apollo yang meninggalkan Bulan, membuang kembali sisa pesawat yang tidak digunakan kembali ke Bulan . Hasilnya, sebuah gempa dan gema pada permukaan bulan terjadi selama 15 menit. Penemuan ini diulang kembali oleh kru Apollo 13, yang kali ini jatuh lebih keras, menimbulkan gema selama 3 jam 20 menit.

Ibaratnya seperti sedang membunyikan lonceng yang kemudian berdentang, hanya saja karena tidak ada udara, maka suara dentang lonceng yang dihasilkan tidak bisa didengar oleh manusia. Sementara itu, penemuan ini dipertanyakan oleh Carl Sagan, bahwa satelit alamiah nggak mungkin kopong dalam nya.

Bebatuan Bulan:
Asal usul batuan dan debu bulan sendiri tidak jelas, karena perbedaan komposisi pembentuk bulan yang berbeda sekali dengan komposisi batuannya. Batu yang pernah diambil team apollo sebesar 380KG lebih, menunjukkan ada nya bahan unik dan langka seperti Titanium murni, kromium, itrium, dan lain lain. Logam ini sangat keras, tahan panas, anti oksidasi. Jenis logam ini tidak terdapat secara alamiah di alam, dan jelas tidak mungkin terbentuk secara alamiah.

Para ilmuwan juga mengalami kesulitan menembus sisi luar bulan sewaktu mereka mengebor bagian terluar bulan. Setelah di teliti, bagian yang di bor tadi adalah sebuah mineral dengan kandungan titanium, uranium 236 dan neptunium 237. Bahan bahan super keras anti karat, yang juga tidak mungkin terbentuk secara alamiah, karena digunakan di bumi untuk membuat pesawat stealth. Kemungkinan besar, ini logam hasil sepuhan manusia!

Batuan bulan juga entah bagaimana sangat magnetik. Padahal tidak ada medan magnet di Bulan itu sendiri. Berbeda dengan bumi yang banyak sekali mengandung medan magnet.

Air menguap:
Pada 7 Maret 1971, instrumen bulan yang dipasang oleh astronot merekam adanya air melewati permukaan bulan. Uap air tadi bertahan hingga 14 jam dan menutupi permukaan seluas 100 mil persegi.


Ukuran bulan = Matahari?

Bulan bisa menutupi matahari dalam gerhana bulan total, tapi ukurannya tidak sama. Yang menarik, jarak matahari ke bumi persis 395 kali lipat jarak bulan ke bumi, sedangkan diameter matahari persis 395 kali diameter bulan. Pada saat gerhana matahari total, ukuran bumi dan bulan persis sama, sehingga matahari bisa tertutup bulan secara sempurna. Hitungan ini terlalu cermat dan akurat jika hanya merupakan kebetulan astronomi semata.

Orbit yang aneh:
Orbit bulan merupakan satu satunya yang benar benar hampir bulat sempurna dari semua sistem tata surya kita. Berat utama bulan terletak lebih dekat 6000 kaki ketimbang pusat geometris nya, yang harusnya justru mengakibatkan orbit lengkung. Sesuatu yang tidak diketahui telah membuat bulan stabil pada poros nya. Suatu teori yang belum di yakini benar adanya juga mengatakan bahwa wajah bulan yang selalu sama di setiap hari nya karena adanya suatu hal yang menyebabkan itu. Yang pada intinya, tetap suatu kebetulan astronomi.

Asal usul bulan:
Teori bahwa bulan tadinya adalah sebagian dari bumi yang mental keluar bumi karena tumbukan hebat di masa lalu hampir saja di setujui oleh semua orang, setelah sebelumnya mereka mengira bahwa bulan terbentuk dari debu debu angkasa yang mampat menjadi satelit bumi. Belakangan ini teori menyebutkan bahwa jika bagian sebesar bulan terambil dari bumi, maka bumi tidak akan bisa bulat seperti sekarang. Dan jika bulan tidak berongga, maka tidak mungkin bulan bisa berada menjadi satelit bumi. Terlalu berat dan bulan akan menghantam bumi.

Teori teori asal usul bulan kembali dipertanyakan, dan teori paling gila sepanjang sejarah mulai muncul, bahwa bulan diciptakan dengan sengaja oleh manusia terdahulu sebagai alat bantu dalam navigasi dan juga astronomi!

Bulan adalah kapal luar angkasa?
Kesempurnaan bulan yang keterlaluan, dan berbagai anomali yang ada dibulan, plus ditambah banyaknya benda benda terbang tak dikenal di bulan membuat banyak pihak mengatakan bahwa kemungkinan besar bulan adalah sebuah pesawat luar angkasa super besar yang diciptakan oleh mahluk cerdas pendahulu kita. Dan bulan BELUM ditinggalkan oleh penghuni nya! Semua kru Apollo dan astronot astronot lain atau peneliti bulan, semuanya telah melihat cahaya cahya adan benda benda terbang tak dikenal yang lalu lalang diantara bulan, muncul dan hilang begitu saja, bahkan selalu menyertai setiap kedatangan dan kepergian para team astronot yang mengunjungi bulan.

Vivanews
read more...

Minggu, 27 Maret 2011

Hujan Meteor Draconids 2011 Diprediksi yang Terdahsyat di 2011


London - Satelit-satelit seperti Hubble Space Telescope dan Stasiun Luar Angkasa Internasional menghadapi ancaman badai meteor yang diperkirakan terkuat dalam satu dekade ini.

Hubble Space Telescope adalah teleskop luar angkasa yang dibawa ke antariksa oleh pesawat luar angkasa pada April 1990. Teleskop tersebut mengambil nama astronom Amerika Edwin Hubble.

Para astronom di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan badai meteor yang bakal terjadi selama tujuh jam tahun depan bisa menghantam satelit di luar angkasa dan merusak peralatan elektronik di dalam satelit tersebut.

Para ilmuwan NASA mengatakan badai yang berisi puing-puing komet tersebut akan menghasilkan pemandangan spektakuler bagi orang-orang yang suka melihat bintang di angkasa.

NASA mengatakan badai yang melewati orbit bumi di sekitar matahari setiap Oktober datang dari hujan meteor yang disebut Draconids. Nama Draconids diambil karena meteor-meteor tersebut mengalir dari arah peta bintang Draco. Hujan tersebut juga diberi nama Giacobinids karena mengambil nama dari komet yang melempar mereka, Giacobini-Zinner.

Para ilmuwan di NASA mengaku belum tahu seberapa serius dampak dari badai tersebut. Tetapi para operator pesawat-pesawat luar angkasa telah diberitahu agar mengembangkan mekanisme pertahanan diri.

NASA pun saat ini sedang mempertimbangkan untuk memindahkan stasiun luar angkasa internasional dan Hubble Space Telescope ke wilayah yang kemungkinan tidak terkena badai.

Perjalanan luar angkasa juga bisa dilarang sampai ancaman badai meteor tersebut berakhir.

Selain ancaman fisik ketika badai menghantam secara langsung, gelombang medan listrik statik dari badai tersebut bisa membakar peralatan elektronik yang vital.

Intensitas badai biasanya rendah tiap tahun, tetapi bisa meningkat secara drastis setiap 13 tahun ketika bumi melewati wilayah terpadat dalam aliran tersebut.

Intensitas tertinggi terjadi pada 1933 ketika badai mengeluarkan 54 ribu meteor per jam. Sementara, pada 1946, tercatat 10 ribu meteor.

Jumlah meteor terbanyak dalam badai tersebut pada 1998 mencapai ratusan setiap jam.

Dr William Cooke dari Meteoroid Environment Office NASA di Alabama mengatakan pihaknya sudah menyiapkan langkah antisipatif untuk menghindari masalah akibat badai tersebut.

Menurut prediksi dari program komputer COoke menyimpulkan ratusan meteor per jam bisa terlihat dari bumi pada 8 Oktober tahun depan.

“Sebelumnya, kami tidak mengetahui apa yang terjadi. Kini kami bisa merasa lebih lega,” ujar Cooke. “Kami sudah bekerja sama dengan program-program NASA (lainnya) untuk mengatasi risiko terhadap pesawat luar angkasa.”

Credits: Tempointeraktif
read more...

Minggu, 20 Maret 2011

Hujan Meteor Lyrid 2011


Bersiap-siaplah untuk menikmati hujan meteor Lyrid, yang bisa diamati dari arah rasi Lyra. Hujan meteor yang telah teramati semenjak dua ribu tahun yang lalu, mungkin bukanlah hujan meteor yang meriah, dengan rata-rata 10-20 meteor perjam, tetapi kadang terjadi dalam jumlah yang besar; di tahun 1982 tercatat mencapai 90 meteor perjam, dan bahkan pernah mencapai 180-300 permenit. Demikian juga pada tahun 1922. Fenomena yang jarang terjadi ini tidaklah mudah terprediksi, oleh karena itu, akan menjadi sangat menarik untuk menikmati & mengamatinya, siapa tahu pada saat kita mengamati, sedang ramai hujan meteor terjadi.

Pada tahun ini, hujan meteor Lyrid akan terjadi sekitar 16-26 April 2011 dan puncaknya tanggal 21 - 22 April 2011, dengan sehari sebelum dan sesudah juga memungkinkan memberikan hasil pengamatan yang menarik (jika langit cerah). Carilah pada arah utara, temukan segitiga musim panas (Vega, Deneb & Altair). Deneb adalah bintang paling cerlang pada rasi Cygnus, Altair pada rasi Aquila dan pusatkan perhatian Vega, bintang paling terang pada rasi Lyra.

Dari arah situlah, apabila kita beruntung (Jika tidak hujan atau mendung), maka akan menikmati terjadinya hujan meteor. Jadi, tunggu apa lagi, mari kita bersiap, mencari tempat yang gelap, dengan tempat pengamatan nan nyaman di dini hari, menikmati hujan meteor Lyrid.

Credits: Aldebian
read more...

Daftar Fenomena Astronomis Sepanjang Tahun 2011


Selain siklus bulan yang secara teratur terjadi setiap bulannya, berikut ini adalah daftar pertunjukan angkasa yang akan atau yang telah terjadi di 2011:

3 - 4 Januari 2011 - Puncak hujan meteor Quadranids
Puncak hujan meteor Quadranids dan kurang lebih 40 meteor bisa dilihat setiap jamnya.

4 Januari 2011 - Gerhana matahari sebagian
Gerhana ini akan bisa dilihat di beberapa wilayah Afrika, Amerika dan Asia. Cek situs NASA untuk keterangan daerah yang lebih spesifik.

19 Maret 2011 – Lunarperigee atau SuperMoon
Pada malamnya bulan akan terlihat lebih besar dari biasanya.

3 April 2011 - Oposisi saturnus
Saat ini, Saturnus akan ada pada titik terdekatnya dengan bumi. Inilah saat terbaik untuk mengabadikan Saturnus dan bulannya dalam foto.

21 - 22 April 2011 - Hujan Meteor Lyrids
Sebanyak 20 meteor akan terlihat dalam hujan meteor ini. Meski memuncak pada tanggal 21 - 22, namun hujan meteor sudah bisa dinikmati sejak 16 April 2010.

5 - 6 Mei 2011 - Hujan meteor Eta Aquarids
Hujan meteor Eta Aquarids adalah hujan meteor tingkat rendah. Mulai terlihat sejak tanggal 4 Mei 2011, hujan meteor ini akan memuncak tanggal 5 - 6 Mei 2011.

1 Juni 2011 - Gerhana matahari sebagian
Gerhana matahari kali ini akan terlihat di sebagian besar wilayah asia Timur, Alaska, dan bagian utara Kanada dan Greenland.

15 Juni 2011 - Gerhana bulan total
Gerhana bulan akan terjadi di sebagian besar wilayah Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia dan Australia. Warga negara Indonesia termasuk yang bisa melihatnya.

1 Juli 2011 - Gerhana matahari sebagian.
Memang, akan terjadi lagi gerhana matahari sebagian. Sayangnya, gerhana matahari ini hanya bisa disaksikan di pantai Antartika.

28 - 29 Juli 2011 - Hujan Meteor Delta Aquarids Selatan
Sebanyak 20 meteor bisa dilihat setiap jamnya pada malam puncaknya, 28 - 29 Juli 2011.

12 - 13 Agustus 2011 - Hujan meteor Perseids
Hujan meteor ini adalah salah satu hujan meteor terbaik yang bisa disaksikan. Kurang lebih 60 meteor bisa disaksikan setiap jamnya.

22 Agustus 2011 - Oposisi Neptunus
Saat ini, Neptunus akan mencapai posisi terdekatnya dengan bumi. Inilah saat terbaik untuk mengabadikan Neptunus, walaupun planet ini biasanya hanya akan tampak sebagi bintik biru di angkasa.

25 September 2011 - Oposisi Uranus
Ini adalah saat Uranus mencapai posisi terdekatnya dengan bumi. Bisa dijadikan kesempatan untuk mengabadikannya.

21 - 22 Oktober 2011 - Hujan meteor Orionids
Hujan meteor ini akan memungkinkan warga bumi melihat 20 meteor per jamnya. Lain dari biasanya, pada tahun 2011 hujan meteor ini akan mulai terlihat dari tanggal 20 September 2011.

29 Oktober 2011 - Oposisi Jupiter
Saat ini, Jupiter berada di posisi terdekatnya dengan bumi. Kesempatan baik untuk memotret Jupiter dan planetnya.

17 - 18 November 2011 - Hujan meteor Leonids
Seperti yang terjadi tahun ini, hujan meteor Leonids pada tahun 2011 akan menampakkan 40 meteor per jamnya.

25 November 2011 - Gerhana matahari sebagian
Pun, akan terjadi lagi gerhana matahari sebagian. Sayangnya, hal ini hanya bisa dilihat di Antartika.

10 Desember 2011 - Gerhana bulan total
Gerhana akan terjadi di sebagian besar wilayah Asia, Afrika Timur, Australia dan Pasifik. Indonesia juga bisa menyaksikannya.

13 - 14 Desember 2011 - Hujan meteor Geminids
Di hujan meteor ini, 60 meteor berwarna-warni akan bisa dilihat per jamnya. Puncak hujan meteor memang akan terjadi tanggal 13 - 14, namun hujan meteor sudah bisa disaksikan sejak 6 Desember 2011.

Source: MLS Blog
read more...

Kamis, 10 Maret 2011

Fenomena Super Moon / Lunarperigee (Jarak Terdekat Bulan Terhadap Bumi) tanggal 19 Maret 2011


Ketika kepala Anda ke arah langit malam, Sabtu 19 Maret 2011 mendatang. Jika mendung tidak menggantung, akan terlihat penampakan Bulan lain dengan biasanya.
Pada malam itu Satelit Bumi akan nampak lebih besar. Di malam itu, Bulan akan berada dalam jarak terdekat dengan Bumi sejak tahun 1993, 18 tahun yang lalu. Fenomena ini disebut 'lunar perigee'. Sementara, ada astrolog yang menyebutnya 'SuperMoon'.


Berita Bagus Untuk Hunting Fotografi

Penampakan Bulan malam itu akan sangat menarik untuk difoto. Tapi, sejumlah astronom meramalkan, kejadian itu mengkhawatirkan, karena akan mempengaruhi pola iklim di Bumi. Sebagian orang menghubung-hubungkan lunar perigee itu dengan bencana, seperti gempa.

APA YANG PERNAH TERJADI DI MASA SILAM??

Periode perputaran bulan kita ini mulai mendekati waktu Rotasi muncul dengan jarak sebesar hanya 356,577 kilometer saja dari bumi kita ini Bulan pada saat itu akan telihat sangat besar jika di lihat dari bumi periode rotasi bulan ini berjalan selama 18 tahun sekali bulan akan mendekati bumi kita , pada tahun 1974 pada saat bulan mendekati masa terdekatnya menghasilkan angin topan tracy dan Angin Topan Katrina di Tahun 2005.
Fenomena ini juga mampu menghasilkan efek perubahan cuaca yang akan terjadi diseluruh dunia , kenaikan air laut juga akan semakin terasa di beberapa daerah pinggiran kota-kota pantai dimana jumlah debit air laut yang sudah mengalami kenaikan ini di tambah dengan jarak bulan dan gaya gravitasi bulan yang di hasilkan pada tgl 19 maret kepada air laut.

Menurut Para Ahli

International Centre for Radio Astronomy
"Tak akan ada gempa bumi atau gunung meletus," kata Pete Wheeler dari International Centre for Radio Astronomy, seperti dimuat News.com.au, Jumat 4 Maret 2011. "Kalau memang itu terjadi, itu sudah ditakdirkan."

Kata dia, saat itu, Bumi memang akan mengalami pasang lebih tinggi, dan surut lebih rendah dari biasanya. "Tak ada yang perlu dikhawatirkan," tambah Wheeler.

Untuk diketahui, sejumlah bencana di Bumi terjadi saat fenomena lunar perigee atau saat jarak antara Bumi dan Bulan dekat. Misalnya, badai New England pada 1938, atau banjir di Lembah Hunter pada 1955.

Meski tidak terjadi dalam periode itu, bencana Siklon Tracy pada 1974 dan badai Katrina pada 2005 juga terkait SuperMoon.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7317996
read more...

Selasa, 02 Maret 2010

Makemake: Salah satu Objek Trans-Neptunus Terbesar


Setelah menunggu 3 tahun lamanya, akhirnya objek sabuk kuiper 2005 FY9 yang juga disebut sebagai kelinci paskah mendapatkan nama resminya. Tidak hanya itu, ia juga diklasifikasikan sebagai planet katai dan plutoid. Nama resmi si kelinci paskah yang ditemukan beberapa hari sebelum Paskah 2005 adalah make-make atau yang dilafalkan mah-kay mah-kay.


Makemake adalah dewa kemanusiaan dan dewa kesuburan dalam mitologi di Kepulauan Pasifik Selatan yakni di pulau Rapa Nui. Di sana makemake dikenal sebagai dewa yang memimpin suku manusia burug Tangata dan ia adalah dewa yang berbentuk burung laut. Menurut legenda si burung laut ini adalah inkarnasi dari makemake. Simbol makemake adalah manusia berkepala burung dan bisa ditemukan di petrolypse di kepulauan tersebut.

Makemake yang bagi Mike Brown penemunya masih dipanggil kelinci Paskah, merupakan salah satu penghuni baru kelas planet katai dengan ukuran 2/3 Pluto dan orbitnya tidaklah aneh. Yang pasti makemake ini merupakan salah satu objek yang paling terang di Sabuk Kuiper selain Pluto. Permukaan makemake dilapisi oleh sejumlah besar es metana murni yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut. Makemake memliki kecerlangan 16.7 magnitud dan bisa dilihat di konstelasi Coma Berenices dengan diameter sekitar 1500 km dan sampai saat ini belum ada satelit yang terdeteksi disekitar makemake.
read more...

Kamis, 25 Februari 2010

2006 SQ372 Objek yang Mengorbit Setiap 22500 Tahun


Sebuah planet minor bernama 2006 SQ372 dengan jarak sekitar lebih dari 3 milyar km dari Bumi atau sedikit lebih dekat dari Neptunus, tengah melintasi orbit Neptunus dalam perjalanannya mengitari Matahari. Objek kecil yang menyerupai komet raksasa ini membutuhkan waktu 22500 tahun untuk menyelesaikan perjalanannya mengitari Matahari. Saat ia berada pada jarak terjauhnya dari Matahari saat itu si objek 2006 SQ372 akan berada pada jarak 241 milyar km atau mendekati 1600 kali jarak Bumi – Matahari.


Bidang orbit planet mayor yang ada di Tata Surya memiliki bentuk hampir lingkaran, namun untuk kasus 2006 SQ372 orbitnya berbentuk ellips. Satu-satunya objek yang bisa dibandingkan dengan 2006 SQ372 adalah Sedna (planet katai yang ditemukan tahun 2003). Objek baru ini jauh lebih kecil dari Sedna, dengan diameter hanya sekitar 48-96 km dan bukannya 1000 km. Pada dasarnya oobjek ini adalah sebuah komet, namun ia tak pernah bergerak sampai pada jarak yang cukup dekat dengan Matahari sehingga bisa memiliki ekor terang hasil penguapan gas dan debu.

Tim yang dipimpin Andrew Becker astronom dari Washington University, menemukan komet tersebut saat mengaplikasikan simulasi terhadap data ang sudah diambil untuk mencari ledakan supernova pada jarak milyaran tahun cahaya untuk mengukur pengembangan alam semesta.

Dalam pencarian ini, jika objek yang meledak dapat ditemukan maka objek yang bergerak pun akan dapat dikenali, walaupun untuk itu dipelukan alat yang berbeda. Dan menurut salah satu anggota tim, Lynne Jones dari University of Washington, objek yang cukup dekat dan dapat berubah posisi dalam waktu pendek adalah objek di Tata Surya.

SQ372 pertama kali ditemukan dalam deretan citra yang diambil antara 27 September – 21 Oktober 2006. Saat itu salah satu anggota tim, Andrew Puckett dari University of Alaska Anchorage, kemudian melakukan pencarian dalam survey Supernova musim gugur 2005 untuk mendapatkan deteksi yang lebih awal. Ternyata SQ372 ini sudah ditemukan dalam musim pengamatan 2006 dan 2007.

Dalam simulasi komputer yang dilakukan Nathan Kaib, mahasiswa pasca sarjana University of Washington, tampaknya SQ372 ini memiliki model pembentukan yang sama dengan Pluto yakni di sabuk serpihan es di area sekitar Neptunus dan kemudian terlontar keluar akibat pertemuan gravitasi antara Neptunus dan Uranus. Namun menurut Kaib, diperkirakan SQ372 ini berasal dari bagian dalam awan Oort.

Pada tahun 1950, Jan Oort seorang astronom asal Belanda menyimpulkan kalau sebagian besar komet berasal dari waduk es yang berada jauh. Waduk yang berisi objek-objek seperti asteroid ini sebenarnya terlontar keluar dari Tata Surya akibat tolakan gravitasi planet-planet raksasa. Sebagian besar objek di awan Oort mengorbit Matahari pada jarak beberapa bilyun km, namun gaya gravitasi dari bintang yang berpapasan dengan awan oort dapat mengubah orbit mereka. Akibatnya sebagian akan masuk ke ruang antar bintang dan sebagian lagi justru memiliki orbit yang melintasi Tata Surya dimana mereka bercahaya sebagai komet.

2006 SQ372, pada titik baliknya yang terjauh pun akan 10 kali lebih dekat ke Matahari dibanding objek-objek utama di awan Oort. Secara teori awan Oort telah diprediksikan ada semenjak beberapa tahun lalu, namun tampaknya penemuan Sedna dan SQ372 merupakan 2 objek pertama yang tampaknya berasal dari awan Oort tersebut.

Menurut Kaib, salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami asal muasal Komet namun tujuan yang lebih jauh lagi adalah untuk menelusuri sejarah awal Tata Surya dan menempatkan potongan-potongan informasi tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat Planet terbentuk.
read more...

Rabu, 24 Februari 2010

Eris : Objek Sabuk Kuiper yang Lebih Besar dari Pluto


Masa Pluto menjadi objek terbesar dalam jajaran objek Sabuk Kuiper ataupun dalam jajaran Planet Katai akhirnya berakhir. Hasil pengamatan dan perhitungan terbaru menunjukkan kalau Eris 27% lebih masif dibanding Pluto. Dengan demikian impian para pecinta Pluto sebagai planet pupus sudah.

Penemuan Sedna dan Eris memang pada akhirnya membawa kembali perdebatan mengenai definisi planet ke permukaan, apalagi saat itu tampaknya Eris dan Pluto memiliki ukuran yang sama. Akhirnya Agustus 2006 IAU menetapkan definisi baru bagi planet, yang membawa Pluto, Sedna, Eris, Ceres dan objek Sabuk Kuiper lainnya memasuki kelas klasifikasi yang baru yakni planet katai.


Mitologi Eris dan Dysnomia
Eris ditemukan oleh Mike Brown (Caltech), Chad Trujillo (Gemini Observatory), and David Rabinowitz (Yale University) dengan menggunakan teleskop Samuel Oschin di Observatorium Palomar. Pada awalnya digunakan nama Xena dan Gabrielle untuk planet dan satelitnya, namun IAU kemudian memutuskan nama baru buat keduanya pada tanggal 13 September 2006 yakni Eris dan Dysnomia.

Dalam mitologi Yunani, Eris adalah dewi perang. Ia sering membangkitkan kecemburuan diantara manusia sehingga menyebabkan terjadinya peperangan. Dalam pernikahan Peleus dan Thetis, orang tua pahlawan Yunani Achilles, seluruh dewa diundang terkecuali Eris. Akibatnya, bisa diduga Eris marah dan menimbulkan pertentangan di antara para dewa sehingga pecahlah perang Trojan.

Sama seperti kisah mitologi Yunani, dalam astronomi Eris juga memicu terjadinya perdebatan diantara para astronom untuk menentukan apakah ia adalah planet atau bukan. Pertentangan ini kemudian dijadikan pembicaraan dalam pertemuan IAU di Praha, yang diakhiri dengan diturunkannya status Pluto dari planet menjadi planet katai.

Satelit Eris menerima nama Dysnomia, yang dalam mitologi Yunani merupakan putri Eris dan roh kekacauan. Nah untuk singkatnya Dysnomia akan disebut Dy.

Mengenal Eris, Sang Dewi Perang
Dekatkah atau jauhkah Eris? Dalam Tata Surya Eris berada sejauh 10 milyar mil dari Matahari dengan orbit yang lebih eksentris (lonjong) dibanding Pluto. Nah, jika Pluto bergerak dalam orbit 30-50 SA (jarak terdekat dan terjauh Pluto dari Matahari) dalam 250 tahun, maka Eris bergerak dari 38 SA sampai dengan 97 SA dalam 560 tahun. Pengamatan dengan Teleskop Hubble sebelumnya juga berhasil menentukan diameter Eris yakni 2400 km juga lebih besar dari Pluto.

Dalam hasil terbaru yang diperoleh Teleskop Hubble dan data dari Observatorium Keck, diindikasikan kerapatan materi yang membentuk Pluto sekitar 2 gram per centimeter kubil. Artinya Eris terbentuk dari batuan dan es mirip dengan komposisi Pluto.

Bagaimana dengan permukaannya? Permukaan sang dewi diselubungi metana padat yang membeku. Pada temperatur rendah metana di Pluto dan Eris berada dalam bentuk bekuan padat, sementara di Bumi, metana pada temperatur yang sama berada dalam bentuk gas.

Saat ini Eris berada pada posisi terjauhnya dari Matahari, dan ia sedang berada pada temperaturnya yang paling rendah. Pada jarak sejauh ini, bahkan atmosfer planet pun akan menjadi padatan es. (jika Bumi dibawa sangat jauh dari Matahari pun atmosfernya akan menjadi padatan es). Dalam 280 tahun kedepan, saat Eris berada pada titik terdekatnya dengan Matahari, temperatur di Eris akan meningkat sekitar 1,6 kali. Dengan temperatur saat ini 405 derajat dibawah nol, peningkatannya memang tidak drastis, namun perbedaan yang dihasilkan khususnya pada methana dan nitrogen adalah antara padatan es dan penguapan menjadi atmosfer.

Dy sang Putri
Eris memag tidak sendirian, ia ditemani putrinya yang mengorbit dirinya setiap 16 hari. Jadi di Eris yang satu tahunnya itu 560 tahun Bumi, ia akan memiliki lebih banyak bulan di dalam kalendernya. Apalagi satu bulannya hanya berkisar 16 hari.

Dy sendiri memiliki diameter 150 km dan berada 37000 kilometer dari Eris dengan permukaan yang lebih gelap dari Eris.

Dan sama seperti sistem Bumi-Bulan, Eris dan Dy juga diperkirakan terbentuk 4,5 milyar tahun lalu dalam tabrakan masif.
read more...

Senin, 05 Oktober 2009

Peristiwa Komet di Angkasa



Komet telah terpesona umat manusia sejak manusia pertama kali melihat ekor khas melesat di langit malam. Maka Saya menandai tanggal kami melihat sebuah komet yang datang sekitar abad hanya sekali atau bahkan sekali dalam empat abad dan pemandangan kita ingat selama sisa hidup kita. Para astronom menemukan komet menarik juga. Komet adalah potongan-potongan yang luar biasa alam semesta kita di masa lalu, dan mereka memberitahu saya banyak tentang bagaimana alam semesta terbentuk.



Apa itu Komet ?

Komet adalah anggota kecil tata surya, biasanya beberapa mil atau kilometer dalam diameter. Mereka telah digambarkan sebagai "bola salju kotor" oleh astronom Fred Whipple dan diperkirakan dibuat dari:

* Debu
* Es (air, amonia, metan, karbon dioksida)
* Beberapa mengandung karbon (organik) bahan (misalnya, tar)
* Pusat berbatu (beberapa komet)

Komet dianggap dibuat dari bahan awal tata surya. Ketika matahari pertama kali dibentuk, itu meledak bahan ringan (gas, debu) keluar ke ruang angkasa. Beberapa dari bahan ini (terutama gas) terkondensasi untuk membentuk planet-planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus) dan beberapa tetap di orbit yang jauh dari matahari dalam dua bidang:

* Oort Cloud - sebuah bola sekitar 50.000 Aus dari matahari; bernama setelah astronom Belanda Jan Oort yang diusulkan itu
* Kuiper Belt - sebuah area di dalam bidang tata surya di luar orbit Pluto


Jalan dari Comet

Diperkirakan komet mengorbit matahari baik di dalam Awan Oort maupun Sabuk Kuiper. Ketika bintang lain melewati tata surya, gravitasinya mendorong Awan Oort dan / atau Sabuk Kuiper dan menyebabkan komet untuk turun ke arah matahari dalam orbit yang sangat elips dengan matahari pada satu fokus elips. Komet dapat memiliki orbit jangka pendek (kurang dari 200 tahun seperti komet Halley) atau jangka panjang orbit (lebih dari 200 tahun seperti komet Hale-Bopp).



Ketika komet melewati dalam waktu enam Aus matahari, es mulai langsung dari padat menjadi negara gas (sublimasi) lebih suka cara kabut terbentuk. Ketika es menyublim, gas dan aliran partikel debu menjauh dari matahari untuk membentuk ekor komet.

Bagian-bagian dari sebuah Comet

Sebagai sebuah komet mendekati matahari, itu menghangat. Selama pemanasan ini, Anda dapat mengamati beberapa bagian yang berbeda:

* Inti
* Koma
* Hidrogen amplop
* Debu ekor
* Ion ekor

Inti utama, padat bagian dari komet. Inti biasanya 1-10 kilometer dengan diameter, namun dapat menjadi sebesar 100 kilometer. Hal ini dapat terdiri dari batu.



Koma adalah lingkaran menguap gas (uap air, amonia, karbon dioksida) dan debu yang mengelilingi inti. Koma dibuat sebagai menghangat komet dan sering 1.000 kali lebih besar daripada inti. Itu bahkan bisa menjadi lebih besar dari Yupiter atau Saturnus (100.000 kilometer). Koma dan inti bersama-sama membentuk kepala komet.

Sekitar koma adalah sebuah lapisan tak terlihat yang disebut hidrogen hidrogen amplop; hidrogen dapat berasal dari molekul air. Biasanya memiliki bentuk yang tidak teratur karena terdistorsi oleh angin matahari. Amplop hidrogen bertambah besar sebagai komet mendekati matahari.

Para debu ekor komet selalu wajah-wajah yang jauh dari matahari. Ekor terbuat dari kecil (satu mikron) partikel debu yang telah menguap dari nukleus dan menjauh dari komet oleh tekanan dari sinar matahari. Ekornya debu adalah bagian termudah dari komet untuk melihat karena mencerminkan sinar matahari dan karena panjang, beberapa juta kilometer (beberapa derajat dari langit). Debu ekor sering melengkung karena komet bergerak dalam orbitnya dengan kecepatan yang sama bahwa debu bergerak menjauh, seperti kurva air dari nosel selang yang bergerak.



Komet sering memiliki ekor kedua disebut ion ekor (juga disebut gas plasma atau ekor). Ekor ion dibuat dari molekul-molekul gas bermuatan listrik (karbon dioksida, nitrogen, air) yang menjauh dari nukleus oleh angin matahari. Kadang-kadang, ekor gas menghilang dan kemudian muncul ketika komet melintasi batas di mana arah medan magnet matahari dibalik.

read more...