Profesor Yoshihide Kozai mengatakan: "Saya sangat terkesan dengan penernuan kebenaran astronomi di dalam al-Quran." Prof. Kozai adalah pensiunan Guru Besar di Universitas Tokyo, Hongo, Tokyo, Jepang dan Direktur The National Astronomical Observatory, Mikata, Tokyo, Jepang.
Kami mempresentasikannya sejumlah ayat al-Quran yang menggambarkan awal mula penciptaan langit yang mana ada hubungan antara bumi dengan langit. Setelah mempelajari ayat ini, Profesor Kozai menanyakan kepada kami tentang al-Quran dan waktu ketika al-Quran diturunkan.
Kami memberitahukannya bahwa al-Quran diturunkan pada 1400 tahun yang lalu dan kemudian kami menanyakannya tentang fakta yang terdapat pada ayat-ayat ini. Setelah kami menjawab, kami akan menunjukkannya teks al-Quran.
Dia menampakkan keterkejutannya lalu mengatakan bahwa al-Quran menggambarkan alam semesta seperti poin tertinggi, segala sesuatu yang telah dilihat secara terang dan jelas. Dialah yang telah mengatakan segala sesuatu yang kita hhat keberadaannya. Inilah poin yang tidak ada yang tidak dapat dilihat.
Kami menanyakannya, apakah poin itu pada saat cakrawala dalam bentuk asap. Beliau menjelaskan bahwa semua tanda dan indikasi itu berkumpul untuk membuktikan bahwa satu poin pada saat seluruh cakrawala itu tidak ada namun sebuah kumpulan asap. Hal ini memperkuat sebuah bukti yang tampak. Para ilmuwan sekarang dapat menyelidiki bintang baru yang terbentuk dari asap itu, yang mana keaslian dari alam semesta kita sebagaimana yang kita lihat.
Gambar ini baru saja diperoleh akhir-akhir ini dengan bantuan pesawat ruang angkasa. Hal ini ditunjukkan dengan salah satu bintang yang terbentuk dari asap. Lihatlah bagian asap bagian luar yang tampak kemerah-merahan sebagai awal dari kumpulan panas.
Dan lihatlah pusat awan dan bagaimana asap yang penuh asap itu kepadatannya yang tinggi menjadi bersinar. Bintang-bintang yang bersinar seperti yang kita lihat sekarang terbentuk dari asap yang menghiasi alam semesta. Kami menunjukkannya beberapa ayat ayat al Quran sebagai berikut:
"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu : Keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa, keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati. " (QS Fushshilat : 11)
Beberapa ilmuwan menggambarkan dukhaan atau asap "yang berkabut". Akan tetapi Profesor Kozai menjelaskan bahwa kabut tidak cocok dengan penggambaran asap ini, sebab kabut memiliki sifat yang khas, yaitu dingin sedangkan asap kosmis agak panas. Dukhaan pada kenyataannya tersusun dari gas yang tersebar yang mana zat padat itu terselamatkan.
Dan inilah penggambaran yang benar dari asap yang timbul di alam semesta sebelum bintang-bintang terbentuk. Profesor Kozai mengatakan bahwa karena asap itu panas, kita tidak dapat menggambarkan asap itu sebagai "kabut".
Dukhaan adalah kata deskriptif yang paling bagus yang dapat digunakan. Dengan cara inilah Profesor Kozai melanjutkan penelitiannya tiap-tiap ayat al-Quran yang kami tunjukkan kepadanya.
(Hal ini jauh berbeda dengan apa yg dikatakan alkitab kristian yg mengatakan jika pada awal penciptaan berupa air.
Kejadian 1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang DI ATAS PERMUKAAN AIR.
Tidak mungkin pada saat awal penciptaan alam semesta ini sudah ada air. Ini ialah suatu yang sama sekali tidak ilmiah dan terbukti salah.)
Akhirnya kami bertanya kepadanya: "Apa yang Anda pikirkan tentang fenomena ini yang telah Anda lihat, yakni permulaan ilmu pengetahuan untuk menemukan rahasia alam semesta, sedangkan beberapa rahasia ini telah diungkapkan di dalam al-Quran atau Sunnah?
Apakah Anda berpikir bahwa al-Quran yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW berasal dari manusia?"
Profesor Kozai menjawab: "Saya katakan, saya sangat terkesan dengan penemuan kenyataan astronomi di dalam al-Quran dan bagi kita, para ahli astronomi, mempelajari hal itu hanya sebagian kecil dari alam semesta.
Kita telah menghimpun kekuatan kita untuk memahami sebagian kecil. Sebab, bagian kecil dari langit tanpa berpikir keseluruhan isi alam semesta. Sehingga dengan membaca al-Quran dan menjawab pertanyaan, saya berpikir, saya dapat menemukan jalan masa depan saya untuk investigasi alam semesta."
Profesor Kozai percaya bahwa al-Quran itu tidak mungkin berasal dari manusia. Dia lebih lanjut mengatakan bahwa "Kami para ilmuwan memusatkan studi kita hanya pada area kecil, akan tetapi jika kita membaca al-Quran, kemudian kita akan terlihat gambar yang lebih luas dari alam semesta ini.
Para ilmuwan harus melihatnya dalam pandangan yang lebih luas dengan tidak terbatas dan pandangan yang sempit." Profesor Kozai mengakui hubungannya dengan kosmos, dia sekarang sanggup untuk menetapkan jalannya untuk masa depan.
Dia mengatakan dari sekarang dia akan merencanakan riset dengan petunjuk yang meliputi ayat al-Quran dari sudut pandang alam semesta. Allah Maha Besar dan Maha Agung. Inilah keajaiban yang abadi yang diulangi lagi.
Inilah keajaiban yang diberikan untuk kehidupan dan meyakinkan Muslim dan non-Muslim dan akan meyakinkan seluruh generasi sampai Hari Kiamat. Allah berfirman di dalam al Quran:
". . . . tetapi Allah mengakui al-Quran yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya.. . . " (QS an-Nisa: 166)
"Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetuhuinya. Dan Tuhamu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan. " (QS an-Naml: 93)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. QS. 4 An-Nisaa':82
Sumber: http://www.facebook.com/group.php?gid=367838095520
0 komentar: on "Asap ( vs Air ) pada Penciptaan Alam"
Posting Komentar