Dalam Islam, makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa.
"Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan(diceritakan) kepada kalian."
[yaitu dari air spermatozoa]
(HR Muslim di dalam kitab Az-Zuhd dan Ahmad di dalam Al-Musnad).
Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, yang berarti istitar (tersembunyi).
"Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."
(Al-A'raf 7:27)
Syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
karena ia tersembunyi, jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia.
"Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka."
(QS Al-A'raf 7:27).
Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa.
"Syetan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku salat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia."
(HR Bukhari).
Jin diciptakan dari api yang sangat panas, bagaimana wujud api itu, Al-Qur'an tak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kepada kita untuk menelitinya secara detail.
"Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas."
(QS Al-Hijr 15:27).
"Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api."
(QS Ar-Rahman 55:15).
*Jin dapat mengubah Bentuk
Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri, di mana salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (syetan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika suku Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad SAW di Makkah. Kedua, dalam perang Badr pada tahun kedua Hijriah. (QS Al-Anfaal 8:48).
*Jin dapat beranak-pinak
Jin beranak-pinak dan berkembang-biak (lihat surat Al-Kahfi, 18:50). Tentang apakah jin bisa meninggal atau tidak, ada pendapat bahwa jin hanya berkembang biak, tetapi tidak pernah meninggal. Benar atau tidak, wa Allahu a'lam.
"Ya Allah, Engkau tidak mati, sedang jin dan manusia mati..."
(HR Bukhari 7383 - Muslim 717).
*Habitat para Jin
Walaupun banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamannya juga ada. Di antaranya sama-sama mendiami bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian tinggal bersama manusia itu di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama manusia.
Tempat yang paling disenangi jin adalah WC. Nabi Muhammad SAW melarang kita tidur menyerupai syetan. Syetan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian syetan untuk mempermainkan auratnya dan menyebabkan timbulnya penyakit. Na'uzu billah min zaalik!
*Qarin
Yang dimaksud dengan qarin dalam surat Qaaf 50:27 ialah yang menyertai. Setiap manusia disertai jin yang selalu memperdayakannya.
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (gangguan) setan (jin) laki-laki
dan setan (jin) perempuan."
(HR At-Turmudzi).
"Yang menyertai dia (qarin) berkata pula: 'Ya Tuhan kami, aku tidak
menyesatkan tetapi dialah (manusia) yang berada dalam kesesatan yang
jauh..."
(QS Qaaf 50:27).
Keberadaan Jin
Yang bisa diketahui dalam hal ini adalah tanda-tanda keberadaan jin. Umpamanya, jin yang menampakkan diri pada seseorang di rumah atau ditempat-tempat tertentu. Atau anggota rumah/kantor yang sering kehilangan uang sementara menurut perkiraan sangat tidak mungkin ada orang yang mencuri. Atau orang sering kesurupan kalau memasuki tempat tersebut. Itu adalah bagian dari indikasi gangguan jin di tempat tersebut.
Jika sudah ada gangguan, maka Ruqyah Syar'iyyah adalah solusi islaminya. Ada pun jika tidak ada gangguan di rumah atau di tempat kita, maka pendeteksian keberadaan jin-jin jahat tak perlu dilakukan.
Demikian juga masalah deteksi jin pada diri seseorang. Tidak ada orang yang dapat melihat keberadaan jin secara pasti dalam tubuh seseorang. Kalau ada yang mengaku mampu mendeteksinya secara pasti, maka orang tersebut juga mempunyai jin yang tidak boleh dimintai bantuan.
Untuk memastikan keberadaan jin yang memasuki tubuh seseorang adalah juga dengan Ruqyah Syar'iyyah. Yaitu, terapi nabawi berupa membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan do'a-do'a yang ma'surat. Itulah satu-satunya cara islami yang diajarkan Islam untuk menangani segala kasus yang berhubungan dengan jin.
Indikasi orang yang dimasuki jin sebagai berikut:
Gejala waktu terjaga, di antaranya:
1.Badan terasa lemah, loyo, dan tidak ada gairah hidup.
2.Berat dan malas untuk beraktivitas, terutama untuk beribadah kepada
Allah.
3.Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri.
4.Tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab.
5.Sering merasa ada getaran, hawa dingin, atau panas, kesemutan,
berdebar, takut, panas dalam, mengantuk, pusing, bosan, malas, gagap,
dan sesak napas saat membaca Al-Qur'an.
Gejala waktu tidur, di antaranya adalah:
1.Banyak tidur dan mengantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab.
2.Sering mengigau dengan kata-kata kotor.
3.Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras
sampai beradu gigi.
4.Sering bermimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat
yang tinggi.
5.Bermimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa,
serigala yang seakan-akan menyerangnya.
6.Bermimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh
tertentu.
7.Saat tidur merasa seperti ada yang mencekik lehernya atau
menggelitikinya dan menendangnya.
Source